350+ Istilah plywood yang perlu anda ketahui

Berbicara mengenai plywood memang tidak pernah ada habisnya. Hingga hari ini ulasan tentang plywood kian ramai dibicarakan, tidak hanya sekedar menjelaskan penggunaan plywood pada kehidupan sehari - hari, namun topik tentang plywood semakin beraneka ragam, mulai dari jual beli plywood, mesin pembuat plywood, bahan material pendukung pembuatan plywood, sampai dengan perkembangan plywood mejadi usaha rumahan yang menjanjikan. Sejak mulai awal kemunculannya di mesir sekitar tahun 1500 sebelum masehi dimana pada saat itu plywood sudah mulai dikenalkan di negara tersebut.pada saat itu penduduk mesir sudah mengenal plywood, dimana  pada saat itu mereka sudah bisa membuat hiasan berupa veneer pada perabotan mereka. Kemudian berikutnya mulai ada peralatan yang digunakan untuk memotong veneer. Alat pemotong ini dikembangkan oleh bangsa roma dan yunani. Saat ini perkembangan dunia plywood semakin berkembang pesat seiring kemajuan teknologi, pemakaian mesin yang serba modern, sampai penggunaan bermacam kayu yang bisa dikembangkan untuk dijadikan bahan baku pembuatan plywood. Dengan makin berkembangnya dunia plywood maka semakin banyak istilah baru yang berhubungan dengan plywood. Untuk mengetahui perkembangan istilah tentang plywood mari ikuti ulasannya dibawah ini

350+ Istilah plywood yang perlu anda ketahui

350+ Istilah plywood yang perlu anda ketahui


  1. Plywood : Lapisan veneer yang disusun secara bersilangan yang dilengketkan dengan perekat atau lem yang nendapatkan penekanan dingin dan panas sehingga membentuk lapisan plywood yang solid
  2. Plywood penggunaan umum : Plywood yang bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan dengan tanpa ada proses lanjutan
  3. Plywood ovl/btr : Plywood yang memenuhi persyaratan kerataan pada permukaan plywood
  4. Plywood uty/btr : Standard grade plywood yang mengutamakan kerataan permukaan dengan tingkatan grade berada satu tingkat dibawah grade ovl/btr
  5. Plywood uty ekspor : Plywood yang memenuhi kriteria grading rule uty ekspor
  6. Plywood uty lokal : Plywood yang hanya bisa memenuhi kriteria kelulusan standard grading rule uty lokal
  7. Plywood kw1 : Plywood yang memenuhi kriteria standard grading rule uty lokal, dengan pemisahan grade plywood kw1
  8. Plywood kw2 : Plywood yang merupakan cabang dari plywood lokal dengan kriteria paling rendah yang masih bisa memenuhi kriteria kelulusan standard grading rule plywood lokal
  9. Plywood packing grade : plywood yang mempunyai standard grade paling bawah yang masihbmemenuhi persyaratan plywood pada penggunaan umum
  10. Alas packing : Susunan plywood yang terbuat dari veneer yang tidak standard yang dilengketkan dengan lem untuk alas packing plywood yang dikemas
  11. Anvil roll : Roll yang terbuat dari plastik bulat memanjang yang dipasang dibawah pisau mesin rotary yang digunakan sebagai landasan pemotongan agar veneer terpotong dengan sempurna
  12. Arisun clipper : Mesin yang digunakan untuk mengurai gulungan veneer short core menjadi potongan veneer yang rapi
  13. Back : Lapisan pada bagian belakang plywood yang kualitasnya tidak sebaik lapisan face
  14. Back terlipat : Cacat pada plywood yang diaebabkan karena adanya back yang terlipat
  15. Batu asah : Batu yang digunakan untuk mengasah pisau rotary
  16. Batu gurinda : Batu asah pada mesin knife grinder yang digunakan sebagai sarana pengasahan pisau rotary yang sudah tumpul menjadi tajam lagi
  17. Balok : Hasil belahan kayu dari mesin band saw yang tebal dan lebarnya selisih tidak terlalu jauh
  18. Belt conveyor : Konveyor yang terbuat dari plastik dengan ukuran tertentu untuk mengantarkan plywood ke mesin sander kalibrasi atau sander finishing
  19. Berat kering mutlak : Berat benda yang airnya benar - benar kosong
  20. Blister : Kondisi plywood yang mengalami cacat gelembung yang ditimbulkan oleh kadar air veneer yang terlalu tinggi sehingga air mengeLuarkan uap yang mereaksikan air dengan lem sehingga lem hilang menjadi uap dan menimbulkan bekas gelembung pada permukaan plywood
  21. Bobin : Besi bulat yang digunakan untuk menggulung veneer hasil kupasan mesin rotary
  22. Bontos : Penampang sisi ujung dan pangkal logs yang mempunyai bidang ukur diameter logs
  23. Bontos ujung : Penampang ujung pada logs yang mempunyai bidang ukur diameter logs
  24. Bontos pangkal : Penampangbpangkal padablogs yang mempunyai bidang ukur diameter logs itu sendiri
  25. Cacat alami : Cacat yang ada pada plywood yang disebabkan oleh faktor alami kayu
  26. Cacat teknis : Cacat pada plywood karena cara kerja yang mempengaruhi kualitas 
  27. Cacat kempa : Cacat karena adanya proses pengempaan
  28. Cacat amplas : Cacat uanh tetjadi karena proses pengamplasan
  29. Cacat pisau : Kelainan yang ada pada veneer karena bekas pisau pada saat pengupasan di mesin rotary
  30. Calcium : Material sejenis tepung yang digunakan sebagai bahan dasar pada pembuatan dempul yang digunakan untuk menutupi lobang pada permukaan flatform maupun plywood
  31. Catcher : Material penyusun campuran lem yang digunakan untuk mengikat formalin pada resin yang digunakan
  32. Cleanometer : Alat yang digunakan untuk meratakan level suatu benda yang berhubungan dengan mesin plywood
  33. Celah : Sambungan veneer short core yang kurang rapat
  34. Circular saw : Gergaji bulat yang mempunyai mata gergaji di sekeliling gergajinya 
  35. Circular saw plywood : Gergaji bulat yang dipasang pada mesin sizer yang digunakan untuk memotong veneer dan plywood
  36. Core lapuk : Cacat alami pada permukaan plywood yang disebabkan oleh adanya pelapukan pada veneer core plywood
  37. Core lunak : Cacat pada plywood yang disebabkan karena adanya pemakaian short core dan long core yang lunak sehingga mengakibatkan tipis pada plywood
  38. Core hole : Lapisan veneer yang menyusun plywood yang menimbulkan ruangan kosong yang menyebabkan cacat pada plywood
  39. Core void : Kondisi cacat pada plywood dengan lubang yang trrdapa pada lapisan inti plywood
  40. Core kurang : Cacat pada plywood yang terjadi karena ukuran veneer core kurang dari standard
  41. Core kurang lebar : Cacat pada plywood yang disebabkan core kurang lebar dari standard ukuran lebar plywood
  42. Core laps : Lapisan veneer inti yang letak susunannya tumpang tindih yang menyebabkan cacat pada plywood
  43. Core ujung kurang : Cacat pada plywood yang disebabkan karena adanya core ujung yang kurang dari standard ukuran panjang plywood
  44. Clamp packing : Clamp yang terbuat dari alumunium untuk mematikan ikatan antara ujung dan pangkal strapping band sehingga ikatan akan dimatikan oleh clamp packing yang dihimpit oleg mesin packing
  45. Crate : Suatu susunan plywood yang ada di bagian grading yang mempunyai jumlah lembaran yang sudah ditentukan
  46. Cutting mark : Cacat plywood karena proses pemotongan plywood
  47. Daging kayu : Bagian dari logs yang mempunyai warna yang lebih cerah dibandingkan dengan bagian lain yang masih bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan veneer pembentuk plywood
  48. Damar basah : Getah yang bersifat melekat dan basah pada permukaan veneer
  49. Delaminasi : Kondisi plywood dengan veneer mengelupas di bagian tepi plywood
  50. Dempul : Material yang dibuat dari campuran lem dengan calcium yang digunakan untuk menutupi lubang pada permukaan flatform dan plywood
  51. Down grade : Kondisi cacat pada plywood yang mengakibatkan plywood turun kualitas
  52. Dempul : Material yang dipakai untuk menutupi cacat terbuka pada plywood
  53. Dempul p1 : Campuran dempul yang digunakan untuk menutupi lubang yang ada di permukaan short core pada flatform plywood
  54. Dempul p2 : Campuran dempul yang digunakan untuk menutupi permukaan yang lobang pada lapisan face back plywood
  55. Doctor roll glue spreader : Roll besi yang dilapisi dengan crom yang digunakan untyk menghimpit rubber roll untuk menampung lem agar tetap tersedia diantara rubber roll dan doctor roll
  56. Diameter logs : Garis tengah suatu penampang logs yang diukur dari posisi terpendek dan terpanjang dan dirata - ratakan
  57. Diameter pangkal : Ukuran garis tengah suatu lingkaran pada bagian pangkal logs
  58. Diameter ujung : Garis tengah penampang logs pada bagian ujung logs
  59. Diagonal : Suatu garis lurus yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan pada permukaan plywood
  60. Diagonal veneer : Suatu garis lurus yang menghubungkan dua titik sudut yang saling barhadapan pada permukaan veneer
  61. Dinding packing : Susunan plywood yang terbuat dari veneer tidak standard yang digunakan untuk dinding packing plywood yang dikemas
  62. Double face : Settingan yang dilakukan untuk menyusun veneer face dengan face
  63. Double back : Proses penyusunan veneer back dengan veneer back
  64. Emisi : Kadar yang dikeluarkan oleh plywood dari proses pengeleman dan kandungan dari veneer kayu itu sendiri
  65. Face : Lapisan pada bagian muka plywood yang mempunyai kualitas lebih baik daripada lapisan back dan lapisan short core atau long core
  66. Face kurang lebar : Cacat pada plywood yang disebabkan karena veneer face kurang lebar dari standard ukuran lebar plywood
  67. Face kurang panjang : Cacat pada plywood karena face kurang panjang dari standard ukuran panjang plywood
  68. Face beda warna : Veneer face yang mengalami penyimoangan warna dari warna aslinya
  69. Face kasar : Permukaan plywood yang terlihat kasar diantara bagian permukaan yangnlainnya
  70. Face lapuk : Warna buram pada permukaan veneer face yang ditandai dengan adanya warna buram atau tidak bercahaya
  71. Face laps : Cacat pada permukaan face yang ditandai dengan tumpang tindihnya lapisan face
  72. Face berminyak : Cacat alami yang disebabkan karena komdisi alami dari kayu yang dibuat menjadi plywood
  73. Flat form : Lapisan veneer yang tersusun oleh veneer short core dan long core yang membentuk lapisan dasar plywood
  74. Forklift  : Alat yang digunakan untuk mutasi bahan dengan cara mengangkat dan menurunkan veneer atau plywood dari tempat yang satu ke tempat yang lain
  75. Formula dempul p1 : Campuran dempul yang digunakan untuk menutupi lapisan permukaan core pada flatform plywood
  76. Fornula dempul p2 : Campuran dempul yang digunakan untuk menutup celah pada permukaan lapisan face plywood
  77. Formalin : Kadar bau yang terkandung dalam lem pada pembuatan plywood dan dari kandungan veneer itu sendiri
  78. Gergaji : Alat yang digunakan untukemotong atau membelah kayu yang mempunyai mata gergaji pada sisi gergaji
  79. Goresan : Cacat yang terjadi karena permukaan plywood mengalami goresan
  80. Grade logs : Tingkatan kualitas logs untuk pengupasan veneer yang dipersiapkan pada pembuatan plywood
  81. Grade veneer : Tingkatan kelas kualitas veneer yang dipersiapkan untuk pembuatan plywood
  82. Grade plywood : Tingkatan kelas plywood berdasarkan standard grading rule dan persyaratan dari pembeli
  83. Gubal : Penampang logs bagian luar yang sudah mengalami perubahan warna dari cerah menjadi agak suram
  84. Gerowong : Kondisi logs yang berlubang di tengah bontos baik tidak tembus maupun tembus
  85. Gulungan veneer : Veneer short core hasil kupasan mesin rotary yang digulung agar tidak pecah
  86. Gummed tape : Pita lem yang berupa kertas yang mempunyai lubang untuk melengketkan veneer kering pada proses repair veneer baik face back, short core dan long core pada pembuatan plywood
  87. Hand clipper : Mesin pemotong veneer yang digunakan untuk nemotong veneer short core ppc dan short core mk hasil kupasan mesin rotary
  88. Hati kayu : Bagian terdalam dari logs yang lebih lunak dibandingkan dengan bagian lain pada logs yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan plywood
  89. Hardeener : Material lem yang digunakan untuk mengeraskan lem agar lem mengalami perjalanan pot life glue yang standard hingga waktu gel yang ditentukan sesuai dengan type lem
  90. Head sander : Alat yang terdapat pada mesin sander baik sander kalibrasi maupun sander finishing sebagai penyangga kertas sander untuk pengamplasan plywood
  91. Inti plywood : Lapisan veneer yang membentuk susunan flatform pembentuk plywood
  92. Kadar air veneer : Kandungan air yang terdapat pada veneer yang digunakan untuk pembuatan plywood
  93. Kain majun : Kain perca yang digunakan sebagai bahan penolong kebersihan mesin produksi plywood
  94. Kayu : Bahan yang masih memenuhi kriteria kelulusan menjadi bahan baku untuk pembuatan plywood
  95. Kayu meranti : Jenis kayu yang mempunyai berat jenis yang standard denganbtekstur yang baik untuk dibuat veneer face back penyusun plywood
  96. Kayu sengon : Jenis kayu lunak yang masih bisa digunakan untuk memenuhi kelulusan persyaratan bahan baku plywood
  97. Kadar air : Jumlah air yang terdapat pada veneer atau plywood yang dinyatakan dalam persen (%)
  98. Kaliper : Alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan plywood baik flatform maupun plywood yang sudah jadi
  99. Kantong damar :  Rongga yang terdapat pada lingkaran tumbuh di dalam kayu yang berisi getah dalam keadaan padat
  100. Kadar formalin : Kadar emisi yang ditimbulkan oleh material lem dan veneer yang menyebabkan emisi tinggi
  101. Kadar emisi : Kadar formalin yang terkandung dalam plywood yang menimbulkan bau yang menyengat karena kadar formalin plywood yang tinggi
  102. Kembung : Kondisi plywood yang nebgalami cacat blister yang membentuk gelembung pada permukaan plywood
  103. Kertas lakmus : Kertas yang digunakan untuk mengetahui nilai kadar asam pada material lem yang diuji
  104. Kertas ph : Kertas yang digunakan untuk menguji kadar asan campuran lem dengan cara mencelupkan dan mencocokkan tabel warna pafa kotak pembungkusnya
  105. Kertas amplas : Kertas adhesive yang digunakan untuk mengamplas plywood yang melalui mesin sander kalibrasi dan mesin sander finishing 
  106. Knife grinder : Peralatan dan mesin yang digunakan untuk mengasah pisau mesin rotary
  107. Knife mark : Cacat veneer karena bekas pisau rotary
  108. Ketinggian pisau : Jarak pemasangan pisau dengan roll yang digunakan sebagai acuan pengupasan logs menjadi veneer sesuai ketebalan yang diinginkan
  109. Kualitas plywood : Suatu nilai kegunaan plywood yang tingkatan gradenya dipengaruhi oleh faktor cacat plywood
  110. Kubikasi : Nilai isi dari plywood yang ditentukan dengan satuan m3
  111. Kulit kayu : Penampang terluar dari suatu logs yang mempunyai warna yang berbeda dari bagian lain
  112. Kulit tersisip : Kulit yang tertup oleh kayu, jika kulitnya diangkat maka akan mengakibatkan lubang atau celah padabplywood
  113. Laminated veneer lumber : Suatu susunan veneer baik short core maupun long core yang disuaun searah dengan bantuan perekat lem
  114. Logs hati miring : Suatu kondisi logs yang mempunyai hati kayu berada di luar titik pusat bontos suatu logs
  115. Logs pecah : Cacat pada logs yang diakibatkan karena adanya bontos yang pecah yang mempengaruhi kualitas logs yang akan digunakan untuk pembuatan plywood
  116. Logs pokol : Cacat pada logs yang disebabkan karena adanya pokol yang tidak standard
  117. Logs silindris : Logs yang mempunyai bentuk lurus dari pangkal logs sampai ujung logs
  118. Logs bengkok : Logs yang mempunyai visual tidak lurus dan tifak selindris yang melebihi standard kelulusan logs
  119. Logs lapuk : Logs yang sudah mengalami gejala pembusukan yang ditandai dengan buramnya warna kayu dibandingkan dengan warna aslinya
  120. Lebar veneer : Bidang terpendek dari ukuran veneer biasanya
  121. Lem pvac : Lem putih yang digunakan untuk campuran pembuatan dempul
  122. Lem g : Lem yang digunakan untuk merepair plywood yang memerlukan perbaikan
  123. Lem korea : Lem serbaguna yang digunakan untuk memeperbaiki plywood yang memerlukan kelengketan yang lebih kuat
  124. Lepuh : Posisi bagian veneer yang tidak melekat sementara bagian lainnya masih melekat kuat
  125. Logs : Potongan kayu bulat yang masih mempunyai diameter dan panjang
  126. Logs kayu keras  : Logs yang berasal dari jenis kayu yang memiliki berat jenis lebih dari 0,7
  127. Logs kayu lunak : Logs yang berasal dari jenks kayu yang mempunyai berat jenis dibawah 0.7
  128. Logs pond : Tempat penampungan logs yang berada dibperairan
  129. Logs yard : Tempat penampungan logs yang berada di daratan
  130. Logs grading : Proses pemilihan logs berdasadkan tingkatan kelas nya
  131. Logs cutting : Pemotongan logs sesuai ukuran panjang yang diinginkan
  132. Logs debarking : Proses pembersihan logs dari kulit yang menempel sehingga logs terbebas dari kulitnya
  133. Logs feeling : Proses pengupasan logs dengan menggunakan mesin pengupas rotary untuk merubah bentuk dari logs menjadi lembaran veneer yang diinginkan
  134. Logs end : Sisa potongan logs yang sudah tidak bisa nemenuhi panjang logs sesuai standard yang berlaku
  135. Logs core/ampulur : Sisa hasilnkupasan logs yang sudah bulat yang tidak bisa lagi dikupas menjadi veneer pada mesin pengupas
  136. Logs bengkok : Kondisi logs yang tidak lurus 
  137. Logs mata buaya : Logs yang mempunyai cacat bekas mata kayu yang menuerulai kelopak mata buaya, dimana kebanyakan logs ini meripakan logs afkir
  138. Logs sengon : Logs bulat yang beradal dari kayu sengon dengan berat jenis kayunya dibawah 0,7
  139. Logs keras : Jenis logs yang mempunyai berat jenis diatas 1
  140. Logs lunak : Logs yang mempunyai berat jenis dibawah 0,7
  141. Logs 3 feet : Logs yang sudah dipotong di mesin logs cutting atau mesin chain saw dengan panjang aekitar 105 cm, biasanya logs ini akan dikupas menjadi veneer short core dengan ukuran 3 feet x 6 feet, atau 3 feet x 7 feet
  142. Logs 4 feet : Logs yang sudah dipotong menjadi ukuran 4 feet atau sekitar 135 cm untuk dikupas menjadi veneer shory core 4 feet x 8 feet, 4 feet x 6 feet sebagai pembentuk plywood
  143. Logs 6 feet : Logs panjang sekitar 200 cm, yang digunakan untuk plywood ukuran 3 feet x 6 feet
  144. Logs 8 feed : Logs panjang sekitar 260 cm yang akan digunakan sebagai penyusun plywood ukuran 4 feet x 8 feet
  145. Logs conveyor : Konveyor yang dilalui logs yang akan dipotong di mesin logs cutting
  146. Logs supply : Proses penyediaan bahan baku logs untuk persiapan produksi plywood
  147. Long core laps : Lapisan veneer bagian paling dalam yang posisi letanya saling tumpang tindih yang menyebabkan cacat pada plywood
  148. Long core : Lapisan inti yang berada pada bagian paling tengah llywood
  149. Lubang gerek : Cacat lubang yang disebabkan oleh adanya serangan serangga penggerek sehingga mempengaruhi kualitas kayu yang digunakan untuk pembuatan plywood
  150. Lubang kapang : Cacat alami pada permukaan plywood yang disebabkan oleh adanya bekas lubang kapang
  151. Mata kayu : Bekas cabang atau ranting pada kayu yang penampangnya berbentuk bulat lonjong
  152. Mata kayu lobang : Mata kayu yang berlubang yang terdapat pada permukaan veneer
  153. Mata kayu mati : Mata kayu yang mempunyai warna yang berbeda dengan keseluruhan warna veneer yang menuju ke arah pembusukan
  154. Mata kayu hidup : Mata kayu pada permukaan veneer yang mempunyai warna yang sama dengan bagian veneer lainnya dan masih dalam kondisi sehat
  155. Mata kayu sehat : Mata kayu yang bebas dari pembusukan, penampangnya masih keras, dan warnanya sama dengan warna kayu disekitarnya
  156. Mata kayu mati : Cacat mata kayu yang ditandai dengan adanya pembusukan pada kayu sehingga kayunya lebih lunak , busuk dan berlubang
  157. Meja repair : Meja susun yang digunakan untuk sarana kegiatan repair veneer 
  158. Melamin resin : Material utama  penyusun campuran lem T1 ML, dan T1,5 MR
  159. Melamin folder : Material penyusun lem yang digunakan untuk menahan lajunya kekentalan lem sehingga lem tidak mudah beku
  160. Melepuh : Kondisi cacat pada plywood akibatbtidak adanya lem di bagian tepi garis memanjang pada ukuran plywood
  161. Mesin band saw : Mesin yang digunakan ubtuk membelah kayu menjadi balok, dan papan
  162. Mesin logs cutting : Mesin yang digunakan untuk memotong logs panjang menjadi ukuran logs yang diperlukan untuk produksi plywood
  163. Mesin hoist : Mesin yang digunakan untuk memindahkan logs dari satu tempat ke tempat lain dengan cara mengangkat dan menurunkannya
  164. Mesin logs cleaning : Mesin yang digunakan untuk membersihkan logs dari 
  165. Mesin rotary : Mesin yang digunakan untuk mengupas logs nenjadi veneer untuk pembuatan plywood
  166. Mesin rotary 5 feet : Mesin yangbdigunakan untuk mengupas logs 4 feet ke bawah yang membebtuk veneer short core pada pembuatan plywood
  167. Mesin rotary 5 feet debarker : Mesin yang digunakan untuk mengupas logs 4 feet dengan cara membuang kulit logs sehingga logs yang dikupas mendekati bulat
  168. Mesin rotary 5 feet spindle : Mesin yang digunakan untuk mengupas logs 4 feet menjadi veneer short core dengan menggunakan spindle
  169. Mesin rotary 5 feet spindle less : Mesin yang digunakan untuk mengupas logs 4 feet menjadi veneer short core tanpa menggunakan spindle
  170. Mesin rotary 9 feet : Mesin yang digunakan untuk mengupas logs 8 feet menjadi veneer dengan arah serat memanjang untuk pemembuat an plywood
  171. Mesin rotary 9 feet chuck spindle : Mesin yang digunakan untuk mengupas logs 8 feet menjadi veneer serat memanjang dengan bantuan chuck spindle 
  172. Mesin rotary 9 feet spindle less debarker : Mesin yang digunakan untuk mengupas kulit yang ada pada logs  8 feet sehingga logs mendekati bulat
  173. Mesin rotary 9 feet spindle less : Mesin yang digunakan untuk mengupas logs 8 feet menjadi veneer serat memanjang tanpa menggunakan spindle
  174. Mesin press dryer : Mesin yang digunakan untuk mengeringkan veneer sesuai standard dengan pemanas utama platen baik solid maupun hollow
  175. Mesin continuous dryer : Mesin pengering dengan kompone pengering utama net dryer yang digunakan untuk mengeringkan veneer face back maupun lobg core 
  176. Mesin auto clipper : Mesin yang digunakan untuk memotong lebar dengan serat yang searah secara automatic
  177. Mesin roll dryer : Mesin yang digunakan untu mengeringkan veneer shory core maupun ling core dengab komponen penggerak utama menggunakan roll
  178. Mesin kiln dry : Mesin pengering yang digunakan untuk mengeringkan veneer short core maupun long core yang berbentuk ruangan yang dialiri steam pemanas dan dilengkapi dengan kipas angin besar sebagai blower
  179. Mesin press panggang : Mesin pengering veneer yang terbuat dari susunan pipa besi yang dihubungkan dengan saluran sisa pembuangan panas dari thermo
  180. Mesin press joint : Mesin yang digunakan untuk menyambung veneer short core menjadi long core dengam bantuan hotmelt dengan cara di tekan dengan elemeb pemanas
  181. Mesin core builder : Mesin yang digunakan untuk menyambung veneer short core menjadi sambungan panjang yang sesuai dengan ukuran panjang veneer kering
  182. Mesin long core builder : Mesin yang diginakan unyltuk menyambung long core ppc menkadi ukuran lebar yang standard
  183. Mesin back joint : Mesin yang digunakan untuk menyambung ppc back menjadi back dengan lebar yang standard
  184. Mesin ply techt : Mesin yang digunakan untik proses penambalan baik back maupun long core tanpa penyanbungan
  185. Mesin glue mixer : Mesin yang digunakan untuk mencampurkan formula lem sesuai type lem yang dipakai
  186. Mesin glue spreader : Mesin yang digunakan untuk proses pelapisan veneer menjadi plywood dengan bantuan perekat lem
  187. Mesin glue spreader 5 feet : Meson yang digunakan untuk melapisi veneer dengan lem sehingga membentuk plywood dengan ukutlran lebar mesin 5 feet atau sekitar 175 cm
  188. Mesin glue spreader 9 feet : Mesin yang digunakan untuk melapisi veneer dengan lem yanh membentuk plywood dengan lebar mesin 9 feet atau sekitar 275 cm
  189. Mesin cold press : Mesin yang digunakan untuk menekan dingin plywood agar prebonding plywood bagus
  190. Mesin hot press : Mesin yang digunakan untuk menekan panas plywood sehingga plywood menjadi solid
  191. Mesin sizer : Mesin yang digunakan untuk memotong plywood dari ukuran veneer menjadi ukuran plywood sesuai rencana produksi
  192. Mesin double sizer : Mesin yang digunakan untuk memotong plywood dari ukuran veneer menjadi ukuran plywood dengan menggunakan gergaji doble pada kedua sisi lebar plywood yang dipotong
  193. Mesin sander kalibrasi : Mesin yang digunakan untuk mengamplas flatform agar sesuai dengan ketebalan plywood yang dibuat pada proses kedua
  194. Mesin sander finishing : Mesin yanh digunakan untuk mengamplas permukaan plywood sehingga plywood menjadi rata, halus dan licin sesuai persyaratan standard
  195. Mesin pembalik : Mesin yang digunakan untuk membalik posisi plywood
  196. Mesin chain saw : Mesin yang digunakan untuk memotong kayu panjang menjadi potongan yanh sesuai dengan ukuran yang diinginkan
  197. Mesin press : Mesin yang digunakan untuk menekan plywood atau veneer baik penekanan dingin maupun penekanan panas pada proses produksi plywood
  198. Mesin bubut : Mesin yang digunakan untuk membentuk material besi menjadi spare part mesin produksi plywood
  199. Mesin potong : Mesin yang digunakan untuk memotong besi untuk kepentingan pengerjaan proyek pabrik plywood
  200. Meteran : Alat yang digunakan untuk mengukur lebar dan panjang veneer maupun plywood
  201. Noda : Cacat yang disebabkan oleh adanya bekas perekat, kertas gummed tape, oli atau minyak pada permukaan plywood
  202. Non stopper : Posisi susunan veneer atau plywood yang merupakan bagian yang tidak lurus dari susunannya
  203. Nose bar : Sarana pelengkap mesin rotary yang dipasang diatas pisau mesin rotary
  204. Oker  : Sumba pewarna yang digunakan untuk menandai susunan veneer atau susunan plywood belum potong
  205. Oven : Alat yang digunakan untuk menguji sample plywood dan material lem yang dilengkapi dengan pengatur tempertur dan waktu
  206. Overlaps : Suatu keadaan dimana veneer yang membentuk plywood, tetjadi salah letak sehingga menghimpit veneer yang ada di sebelahnya, dimana lapisan veneer penyusun plywood yang letaknya saling tumpang tindivh sehingga menimbulkan cacat pada permukaan plywood
  207. Palet : Papan dan balok kayu yang dirangkai sedemikian rupa sebagai tempat menyusun plywood yang akan dikemas
  208. Palet veneer : Palet Yang digunakan untuk menyusun veneer yang digunakan pada proses pembuatan plywood
  209. Palet plywood : Palet yang digunakan untuk menyusun plywood yang akan dikirim
  210. Plastik packing : Plastik yang digunakan untuk membungkus susunan plywood yang akan dikirimkan ke tempat pembeli
  211. Patah : Cacat pada plywood yang disebabkan karena susunan veneer tidak kuat nenahan beban sehingga menimbulkan kerusakan pada plywood berupa patah
  212. Potongan serong : Cacat plywood karena ukuran yang tidak standard baik pada ukuran lebar, panjang dan diagonal plywood
  213. Permukaan botak : Cacat karena amplas pada nesin sander terlalu banyak makan 
  214. Paku 7 cm : Paku yang digunakan untuk membuat palet yang mengikat antara balok dengan balok kayu
  215. Paku 5 cm : Paku yang digunakan untuk membuat palet plywood dengan cara mengikatkan antara papan dengan balok
  216. Paku s plastik : Paku S yang terbuat dari plastik yang digunakan untuk mengurangi pecah pada ujung dan pangkal logs jenis kayu sengon dan jabon
  217. Paku s besi : Paku berbentuk huruf s yang terbuat dari besi yang digunakan untuk menghambat logs meranti yang pecah pada ujung dan pangkalnya sehingga logs tidak akan makin pecah
  218. Paku u besi : Paku yang berbentuk huruf u yang terbuat dari besi yang digunakan sebagai pengait antara logs yang satu dengan logs yang lain sehingga logs tidak lepas dan masih terkumpul menjadi satu di logs pond 
  219. Paku b plastik : Paku yang berbentuk huruf B yang terbuat dari plastik untuk memaku ujung logs sengon dan jabon yang pecah agar tidak makin lebar
  220. Pcs : Nilai jumlah satuan dari plywood
  221. Pisau rotary : Alat pemotong veneer utama yang dipasang pada mesin rotary yang menghasilkan kupasan berupa veneer
  222. Pisau samping : Pisau yang dipasang pada sisi samping mesin yang berfungsi membentuk ukuran panjang dan lebar pada veneer
  223. Pisau cutter : Pisau yang digunakan untuk memotong veneer pada proses tepair veneer pada proses pembentukan plywood
  224. Panjang veneer : Ukuran veneer yang mempunyai dimensi lebih panjang dibandibgkan dimensi lainnya
  225. Panjang logs : Penampang logs yang memanjang sebagai ukuran panjang logs sesuai ukuran yang dipersyaratkan pada standard pembuatan plywood
  226. Papan alas : Papan yang terbuat dari susunan veneer yang terdiri dari 9 ply keatas dengan ketebalan diatas 18 mm
  227. Papan alas glue spreader : Papan alas yang digunakan sebagai sarana pelengkap susunan plywood di mesin glue spreader untuk meratakan plywood supaya tidak overlaps
  228. Pengeringan : Proses merubah bahan basah yang mempunyai kadar air tinggi menjadi kering dengan kadar air sesuai standard
  229. Papan kayu : Barang jadi kayu berbentuk persegi panjang dengan tebal paling kecil dibandingkan dengan hasil kayu gergajian yang lain
  230. Pecah terbuka  : Cacat pada permukaan plywood yang mengalami kerenggangan pada permukaan plywood
  231. Permukaan bergelombang : Cacat plywood karena permukaan tidak rata
  232. Platen hot press : Platen yang berbentuk lempengan persegi panjang yang digunakan untuk landasan penekanan pada plywood
  233. Platten press dryer : Platen yang berbentuk platen hollow maupun solid yang digunakan untuk menekan veneer pada proses pengeringan veneer di mesin press dryer
  234. Press dryer hollow : Mesin press dryer yang komponen utamanya berbentuk platen besi hollow
  235. Press mark : Cacat plyeood karena bekas press
  236. Press dryer solid : Mesin press dryer yang komponen utamanya berbentuk platen yang solid
  237. Plywood afkir : Plywood yang mempunyai cacat delamibasi dan blister yang tidak bisa diperjual belikan
  238. Plywood reject : Tingkatan kelas plywood yang paling rendah yang merupakan turunan dari plywood utama yang mengandung cacat alami maupun cacat teknis yang masih memiliki nilai jual yang paling rendah dari tingkatan kelas plywood yang lain
  239. Perekat : Suatu bahan yang dapat mengikat dua buah veneer melalui ikatan permukaan veneer atau plywood
  240. Pecah :  Keadaan terpisahnya serat kayu yang menimbulkan jarak diantara veneer plywood
  241. Potongan kasar : Cacat pada bagian tepi plywood pada saat proses pemotongan
  242. Pisau cutter : Pisau yang digunakan untuk memotong dan memperbaiki veneer pada proses repair
  243. Pressure bar : Tekanan bar yang digunakan mesin rotary saat pengupasan veneer
  244. Puller : Alat yang digunakan untuk mengukur jarak pisau dengan nose bare atau jarak pisau dengan roll pada mesin rotary
  245. Pure glue : Matrrial utama dalam pembuatan dempul plywood yang berasal dari siaa tulang hewan yang dihancurkan sehingga membentuk butiran kecil
  246. Putty semir : Cacat pada plywood yang disebabkan karena adanya bekas putty pada permukaan plywood
  247. P1 : Lapisan veneer yang terdiri dari susunan veneer short core dan susunan long core yang membentuk flatform
  248. P2 : Proses pelapisan p1 dengan lapisan veneer face back yang membentuk plywood
  249. Quality control : Bagian atau departemen pada suatu pabrik plywood yang bertugas untuk mengawal kualitas barang yang mempengaruhi kualitas plywood mulai dari barang datang, barang dalam proses hingga barang jadi dan barang siap dikirim ke tempat pembeli
  250. Reeling tape : Pita kertas lem yang digunakan untuk melengketkan veneer face back hasil kupasan mesin rotary
  251. Reeling : Besi bulat dan gulungan veneer yang digunakan hasil kupasan rotary
  252. Renggang : Cacat pada permukaan plywood yang seratnya terpisah membentuk jarak yang menimbulkan cacat pada permukaan plywood
  253. Repair depan hot press : Kegiatan perbaikan plywood yang dilakukan di depan mesin hot press untuk memilih yang standard, menekan ulang pada plywood yang kurang lengket dan memperbaiki plywood yang cacat sebelum di tekan di mesin hot press
  254. Repair core : Proses perbaikan yang dilakukan pada veneer core
  255. Repair back : Proses perbaikan yang dilakukan pada veneer back untuk lapisan back plywood
  256. Roll mark : Kelainan pada plywood karena adanya bekas roll
  257. Round up : Proses pengupasan awal pada mesin rotary yang mengupas kulit atau mengupas awal logs yang akan disediakan untuk proses pembuatan plywood
  258. Rubber roll glue spreader : Roll yang dilapisi dengan karet yang menyelimuti roll mesin glue spreader yang dilengkapi dengan guratan sebagai penyimpan lem yang akan dilaburkan pada setiap veneer yang masuk mesin glue spreader
  259. Sander mark : Cacat pada plywood yang disebabkan karena adanya bekas mesin sander
  260. Sizer mark : Cacat pada plywood yang disebabkan karena adanya cacat bekas potongan sizer
  261. Sander papper : Kertas sander yang digunakan untuk mengamplas plywood pada mesin sander
  262. Sapu lidi : Alat berupa sapu dari batang kelapa yang digunakan pada proses input veneer short core di depan mesin glue spreader
  263. Selobang : Rell yang betupa lory dri besi yang dilengkapi dengan roll besi bulat yang digunakan sebagai sarana lalu lintas tumpukan plywood dari satu tempat kentempat yang lain
  264. Sambungan : Garis pertemuan sisi tebal antara dua lenbar veneer yang terletak pada bidang yang sama
  265. Set : Nilai pasangan yang berjumlah dua lembar
  266. Setting core : Susunan veneer short core yang digunakan untuk membentuk plywood
  267. Setting long core : Susunan veneer long core yang dipersiapkan untuk proses pembuatan pltwood 5 ply keatas
  268. Setting face back : Susunan veneer face dan back yang disiapkan untuk membuat plywood 3 ply dan pemberian lapisan face back pada p1
  269. Settingan face back : Susunan lapisan veneer sebanyak dua lembar yang terdiri dari lapisan veneer face dan back yang dipersiapkan untuk pembuatan plywood
  270. Settingan long core : Susunan veneer long core yang dipersiapkan untuk pembuatan plywood
  271. Settingan short core : Susunan veneer short core yang disusun perdua lembar short core dengan pengaturan susunan terdiri dari short core yang kontak dengan face dan short core yang kontak dengan back
  272. Siku : Alat yang digunakan untuk mengukur centering logs pada mesin rotary
  273. Sisipan : Suatu bentuk tambalan yang sempit memanjang pada bagian tepi plywood
  274. Short core : Lapisan pendek yang terdapat pada bagian dalam plywood
  275. Silicon : Cairan yang digunakan untuk membersihkan platen mesin hot press plywood dan mesin press dryer veneer
  276. Split : Pecah Terbuka pada permukaan veneer face
  277. Standard tekanan dan waktu cold press : Standard kerja yang mengatur tekanan dan waktu mesin cold press pada penekanan dingin plywood
  278. Standard tekanan, waktu dan temperatur hot press
  279. Standard grading rule plywood : Standard yang mengatur pemilihan plywood berdasarkan tingkatan visual plywood
  280. Standard susunan bahan : Standard yang mengatur jumlah susunan bahan berupa veneer dan plywood
  281. Standard susunan veneer setting : Standard yang mengatur banyaknya jumlah veneer yang terdapat pada tumpukan suatu bahan
  282. Standard isian packing plywood : Standard yang mengatur jumlah isian plywood pada susunan packing plywood
  283. Standard pengupasan logs di rotary : Standard yang mengatur proses pengupasan veneer di mesin rotary sesuai mesin yang digunakan
  284. Standard ketebalan veneer rotary : Standard yang mengatur ketebalan veneer yang dikupas di mesin ritary yang dilengkapi dengan toleransj ketebalan veneernya
  285. Standard kadar air veneer : Standard yang mengatur prosentase kadar air veneer hasil pengeringan
  286. Standard kadar air plywood : Standard yang mengatur persyaratan kadar air plywood
  287. Standard ukuran veneer basah : Standard yang mengatur ukuran veneer basah dari mesin rotary  sebelum masuk mesin pengering
  288. Standard ukuran veneer kering : Standard yang mengatur ukuran veneer kering yang keluar dari mesin pengering atau dari proses penjemuran
  289. Standard ukuran plywood : Standard yang mengatur ukuran plywood sesuai garding rule plywood dan permintaan buyer
  290. Standard ketebalan plywood : Standard kerja pada proses  pembuatan plywood yang mengatut ketebalan plywood sesuai dengan standard grading rule dan permintaan buyer 
  291. Standard berat labur lem : Standard yang mengatur ketebalan lem yang digunakan pada proses pengeleman veneer menjadi plywood
  292. Strapping band : Tali packing yang terbuat dari plastik yang digunakan untuk mengikat plywood yang sudah dibungkus packing
  293. Stopper : Bagian atau tempat yang lurus dan siku suatu susunan veneer atau plywood sebagai kelurusannya
  294. Siku plastik :  Material packing yang berbentuk siku dari plastik yang digunakan sebagai alur yangbdilewati strapping band dan pelindung ujung plywood agar tidak rusak
  295. Sudut pisau : Sudut yang dipakai pada pisau agar pisau mengupas dengan sempurna
  296. Spon : Bahan yang digunakan untuk menyerap air pada proses repair veneer pembentuk plywood
  297. Spur knife : Pisau samping yang dipasang di sisi kanan dan kiri mesin rotary sebagai penentu ukuran lebar dan panjang veneer yang dikupas
  298. Stick : Alat bantu berupa kayu panjang yang digunakan untuk membantu proses input pada pengeringan veneer di mesin press dryer pada pembuatan plywood
  299. Side cut : Sisa potongan plywood yang dihasilkan oleh mesin sizer pada proses pemotongan plywood
  300. System fifo : System persediaan suatu barang yang dilakukan secara first in first out atau yang datang lebih dulu akan digunakan lebih dulu
  301. Table lifter : Alat berupa meja pengangkat otomatis yang bisa bergerak naik dan turun untuk membantu input dan output pada mesin pembuat plywood
  302. Tali rafia : Tali yang digunakan untuk mengikat gulungan reeling pada pengupasan veneer di mesin rotary
  303. Tally logs : Data keterangan yang berhubungan dengan kegiatan penyediaan logs untuk produksi plywood
  304. Tambalan : Penutupan cacat terbuka pada veneer dengan memakai veneer lain yang sama warna dan tebalnya dengan memakai perekat gummed tape
  305. Tekanan : Proses menekan plywood yang dilakukan oleh mesin press baik mesin cold press maupun mesin hot press
  306. Tepung : Material penyusun lem yang berfungsi untuk mengatur kekentalan lem
  307. Tekanan upper : Settingan tekanan pada mesin hot press untuk batasan maksimum yang ditetapkan
  308. Tekanan lower : Settingan tekanan pada mesin hot press pada standard tekanan bawaj
  309. Tebal veneer : Bidang veneer yang penampangnya lebih kecil dibandingkan dengan ukuran lebar dan panjang veneer
  310. Tebal tipis : Cacat plywood yang ditimbulkan oleh adanya permukaan yang tidak rata yang ditimbulkan oleh adanya veneer penyusun plywood yang tebal tipis
  311. Temperatur : Suhu yang digunakan untuk mengeringkan veneer pada mesin press dryer dan untuk membuat plywood menjadi solid pada mesin hot press
  312. Tumpang tindih : Cacat pada plywood yang disebabkan oleh adanya lapisan veneer yang saling tumpang
  313. Terbentur : Cacat pada plywood karena adanya benturan pada sisi plywood yang menimbulkan kerusakan pada sisi plywood
  314. Tusuk core hole : Kegiatan yang dilakukan untuk menutup lubang yang ada pada lapisan core
  315. Total quality control : Program pada perusahaan plywood yang menerapkan metode pengecekan sendiri, melaksanakan sendiri, dan meluluskan sendiri
  316. Total preventive maintenance : Suatu program pada bagian bengkel atau maintenance pada pabrik plywood yang dilakukan secara rutin untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin produksi plywood
  317. Type lem : Karakter dan jenis lem pada proses pembuatan lem untuk membentuk lapisan plywood
  318. T2 MR : Type lem yang mempunyai material penyusun utama urea formaldehyde resin  
  319. T1,5 MR : Type lem yang mempunyai  material penyusun utama urea formaldehyde resin dan melamin resin
  320. T2 E1  : Type lem yang material penyusun utamanya urea formaldehyde resin dan ada penambahan catcher untuk mengikat formalin sehingga kadar emisinya memenuhi standard kelulusan emisi yang dipersyaratkan
  321. Un reeling : Mesin yang digunakan untuk mengurai gulungan veneer yang digulung di reeling
  322. Uneven thickness : Cacat plywood yang disebabkan oleh adanya lapisan plywood yang tebal tipis
  323. Ukuran kurang : Cacat yang disebabkan oleh adanya ukuran veneer yang lebih pendek dari pada ukuran plywood
  324. Ukuran nominal : Ukuran baku yang digunakan pada dunia perdagangan
  325. Ukuran aktual : Ukuran asli dari panjang dan lebar plywood yang ditentukan oleh satuan cm atau mm
  326. Ukuran invoice : Ukuran yang digunakan sebagai acuan pembelian logs veneer dan plywood
  327. Urea resin : Material penyusun utama pada pembentukan lem type 1,5 MR, dan T2 MR, dan type lem T2 E1
  328. Veneer : Lembaran tipis hasil kupasan mesin rotary yang mempunyai dimensi ukuran tebal, lebar, dan panjang yang akan digunakan sebagai bahan penyusun terbentuknya plywood
  329. Veneer face : Lapisan veneer yang mempunyai kualitas permukaan yang lebih bagus untuk memenuhi persyaratan kualitas permukaan suatu plywood
  330. Veneer back : Lapisan veneer tipis yang digunakan untuk menutupi bagian terluar dari plywood yang umumnya mempunyai visual di bawahbkualitas veneer face
  331. Veneer long core : Veneer dengan arah serat memanjang biasanya berada pada bagian palingbtengah pada plywood 5 ply
  332. Veneer basah : Veneer hasil kupasan dari mesin rotary yang belum dikeringkan
  333. Veneer kering : Veneer hasil kupasan mesin rotary yang sudah melalui proses pengeringan baik secara manual maupun dengan bantuan mesin dengan kekeringan yang standard sesuai dengan keperluan
  334. Veneer short core : Veneer inti yang mempunyai serat pendek yang digunakan sebagai lapisan dalam dari susunan konstruksi plywood
  335. Veneer short core opc : Veneer inti yang mempunyai panjang yang utuh sesuai ukuran panjang veneer yang diperlukan
  336. Veneer short core tpc : Veneer inti yang mempunyai panjang setengahnya dari ukuran panjang yang ditentukan
  337. Veneer short core ppc  : Veneer inti yang mempunyai panjang lebih pendek sehingga memerlukan beberapa lembar untuk memenuhi ukuran panjang yang standard
  338. Veneer face ovl/btr : Lapisan veneer face yang mempunyai tingkatan visual yang memenuhi standard grading rule ovl/btr
  339. Veneer face uty/btr : Veneer face yang mempunyai tingkatan visual yang memenuhi standard grading rule uty/btr
  340. Veneer face uty lokal : Veneer face yang visualnya mampu memenuhi kriteria kelulusan standard grading rule sebagai lapisan permukaan plywood uty lokal
  341. Veneer back : Veneer lapisan bagian belakang dari suatu plywood yang merupakan turunan dari veneer face yang masih bisa memenuhi kriteria sebagai lapisan veneer bagian belakang pada pembuatan plywood
  342. Veneer all grade : Veneer hasil kupasan mesin rotary yang belum di grade dan masih bercampur antara face, back, dan veneer repair
  343. Veneer mc tinggi : Kondisi veneer yang mempunyai kadar air diatas standard kadar air yang dipersyaratkan
  344. Veneer mc kosong : Kondisi veneer yang mempunyai kadar air kosong atau over dry
  345. Veneer mk : Veneer hasil kupasan dari mesin rotary yang ukurannya kurang dari standard ukuran veneer
  346. Veneer mk basah : Veneer mk yang masih belum dikeringkan baik secara manual atau dengan bantuan mesin pengering
  347. Veneer mk kering : Veneer mk yang memenuhi kriteria standard kadar air veneer yang dipersyaratkan
  348. Viscotester : Alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan campuran lem
  349. Volume : Isi dari suatu plywood yang ditentukan dari perkalian antara tebal, lebar, dan panjang plywood
  350. Water bath : Alat yang digunakan untuk menguji sample plywood dengan cara merebus sample uji sesuai persyaratan kelas plywood yang diuji

Demikian uraian istilah yang bisa anda ikuti, selanjutnya anda bisa menambahkan sendiri sesuai keperluan. Hal ini karena masih banyak istilah plywood yang muncul seiring makin berkembangnya dunia plywood
Semoga bermanfaat
Salam plywood

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "350+ Istilah plywood yang perlu anda ketahui"

Posting Komentar